TenggaraNews.com : MUBAR – Delapan bulan berlalu, Dr. Bahri dilantik menjadi Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara (Sultra). Sampai saat ini, kepemimpinannya pun terus digoyang segelintir orang.
Teranyar, puluhan Mahasiswa dan Pemuda Muna Barat (IMPMB) Jakarta melakukan aksi di depan Kantor Kementerian Dalam Negeri.
Mereka menuntut agar Mendagri Tito Karnavian mengevaluasi dan mengganti Dr. Bahri sebagai Penjabat (Pj) Bupati Mubar dengan alasan, Dr. Bahri memiliki kinerja kurang baik berdasarkan hasil evaluasi kinerja triwulan pertama oleh Kemendagri.
Tidak sampai disitu, puluhan mahasiswa juga menyuarakan bahwa serapan anggaran Pemerintah Daerah Muna Barat per bulan Juni 2022 hanya ada pada kisaran 16,33%.
Mereka pun menuding, Dr. Bahri hanya mampu mengotak – atik birokrasi, mencari kendaraan dinas bahkan mengeluhkan perihal Rumah Jabatan.
“Tentu sebagai masyarakat dan generasi asli Muna Barat kami sangat prihatin dengan cara dia memimpin daerah dan di situlah letak kegagalan dia sebagai Pj Bupati Muna Barat,” jelas Raja Olan dalam keterangan pers, Jumat, 6 Januari 2022.
Lahirnya gerakan tersebut rupanya memantik amarah salah satu tokoh Pemuda Muna Barat.
Sebut saja Bahrul Zia, tokoh pemuda Kecamatan Wadaga itu menilai apa yang disuarakan mahasiswa di Jakarta bersifat subyektif, mengada-ada bahkan membuat gaduh ditengah-tengah masyarakat.
Harusnya kata Bahrul, IMPMB bersyukur dengan hadirnya Dr. Bahri sebagai Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat, mengingat program yang dijalankan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
“Kami ini sudah sangat puas dengan program yang dijalankan Dr. Bahri. Berbagai terobosan kebijakan dan program kerja yang dijalankan oleh Alumni STPDN tersebut sangat sejalan dengan mimpi dan harapan masyarakat Muna Barat selama ini,” kata Bahrul saat ditemui dirumahnya. Jum’at, 6 Januari 2022.
Salah satu program yang menjadi kesyukuran masyarakat Mubar kata Bahrul adalah Pembangunan Kantor Bupati dan DPRD, Pembangunan Masjid Agung, Rencana Investasi Pabrik Tepung Tapioka, keberhasilan mengendalikan inflansi daerah akibat pandemi Covid-19 dan kenaikan harga BBM.
“kebijakan pembangunan infrastruktur dengan pendekatan aspirasi masyarakat dengan turun langsung ke bawah, penataan birokrasi dengan penempatan pejabat berbagai eselon sesuai aturan yang berlaku, Kebijakan BLT APBD untuk masyarakat di Kelurahan, BLT untuk kelompok pekerja Tukang Ojek dan Sopir Angkot, penyetaraan harga BBM untuk masyarakat di pulau – pulau dengan memberi subsidi pada penyalur BBM di pulau – pulau dan masih banyak lagi,” tandasnya.
Pria kelahiran Muna Barat yang berprofesi sebagai Petani dan Sopir Dump Truck ini juga berpesan agar para Mahasiswa Muna Barat khususnya yang sedang kuliah S2 maupun S3 di Jakarta untuk lebih produktif menggunakan ilmunya bagi perkembangan Muna Barat. Menurutnya, dengan ilmu yang dimiliki baiknya dapat memberi sumbangsih positif bagi Daerah.
“Percuma sekolah setinggi langit tapi tidak punya sumbangsih positif untuk Muna Barat. Kalangkeno sikola (Tingginya Sekolahnya) ampa we Jakarta watu (Sampai di Jakarta sana) tamaka hasilino dopande kaawu derabu – Rabu wamba bhe de rabu karia (Tapi hasilnya hanya bisa membuat Fitnah dan kegaduhan) sohae nagha (Untuk apa itu ), nakoghuluha dosikola (tidak ada gunanya mereka sekolah),” kesal Bahrul
Ia pun membandingkan dirinya yang hanya masyarakat kecil, namun dirinya mengaku justru lebih mampu menilai dan melihat bahwa Muna Barat saat ini dipimpin oleh orang yang tepat yang akan membawa perubahan besar dalam memajukan Muna Barat.
“Menilai pemimpin tidak bisa hanya lewat informasi di media atau melalui kata orang. Harus tinggal di Muna Barat baru bisa menilai kinerja dan kemampuan PJ.Bupati Mubar,” tegasnya.
Bahrul pun berharap, agar Dr. Bahri sebagai Bupati Muna Barat untuk tetap fokus dan tidak terganggu dengan gerakan masyarakat yang tidak berdasar.
“Selama pak Bahri konsisten dan terus bekerja baik seperti saat ini, yakin saja kami masyarakat kecil Muna Barat yang akan selalu menjaga, membela dan berdiri bersama – sama dengan pak Bupati, tidak usah terganggu dengan pendapat orang – orang yang hanya mengatasnamakan Muna Barat tapi tidak tinggal di Muna Barat” tutupnya.
Laporan : Hasan Jufri