TenggaraNews.com, KENDARI – Meteran listrik Gedung Olahraga (GOR) Institute Agama Islam Negri (IAIN) Kendari disegel pihak PLN, karena menunggak listrik selama dua bulan berturut-turut.
Sarman, salah satu mahasiswa IAIN Kendari menyoroti penyegelan meteran listrik tersebut. Ia juga menanyakan keberadaan management kampus negeri itu.
Sebab, lanjut Sarman, GOR tersebut merupakan tanggung jawab penuh pihak kampus, karena gedung tersebut bagian dari prasarana yang dibutuhkan bagi mahasiswa dan dosen yang menggemari olahraga.
“Meteran listik GOR itu menunggak dua bulan, dengan biaya tagihah senilai Rp2.887.537. Sementara kita ketahui, itu belum termasuk biaya admin,” ujar Sarman, Jumat 8 Mei 2020.
Dia menambahkan, sedangkan Wakil Rektor II bagian Sarana dan Prasarana serta Kabag Umum tidak berani mengumbar masalah ini.
Menurutnya, tidak masuk akal jika kampus sebesar IAIN bisa mnunggak. Sebab, pendapatan atau pemasukan GOR itu seharusnya diperuntukkan untuk perbaikan dan pembayaran tagihan listrik.
“Kabag umum seakan tidak memperdulikan adanya tunggakan ini, pertanyaannya kemana pemasukan GOR? dikemanakan itu uang kampus,” tanya Sarman.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, bahwa gedung tersebut dipercayakan oleh beberapa mahasiswa sebagai pengurusnya. Hanya saja, yang menjadi tugas mereka sebatas menjaga kebersihan dan keamanan gedung saja, bukan pula untuk menanggung semua tunggangan yang seharusnya menjadi tanggung jawab kampus, dalam hal ini Kabag TU.
“Yang mempunyai wewenang adalah Wakil Rektor II bagian sarana dan prasarana, tentulah ini menjadi tugas mereka bukan pula mahasiswa yang akan membayar tagihan listrik itu, yang hanya mengandalkan uang orang tua, bagaimana bisa mahasiswa yang harus membayar,” jelasnya.
Sarman menerangkan, pihak kampus seakan-akan tak memikirkan dan memperdulikan gedung olahraga tersebut. Padahal, gedung itu atas nama kampus bukan pula milik masyarakat atau milik pribadi,” terangnya.
Yang menjadi pertanyaan besar bagi Sarman dan mahasiswa lainnya, apakah pihak kampus sudah tidak sanggup membayar tagihan listrik selama dua bulan itu? Bisa demikian benar, lalu kemana semua UKT mahasiswa yang sebagian kecil diperuntukan terhadap perbaikan maupun pengadaan Sapras.
Sarman mengutarakan, bahwa Wakil Rektor II sebagai pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam pengadaan maupun perbaikan sarana dan prasarana kampus, justru terkesan hanya berdiam diri dan tak mengambil pusing terhadap problem tersebut.
“Saya selaku mahasiswa IAIN Kendari yang kemudian sering olahraga di gedung tersebut, merasa pihak kampus IAIN semakin hari semakin terpuruk, karena dalam membayar tagihan listrik saja yang hanya dua bulan tidak bisa,” pungkasnya.
Laporan: Ikas