TenggaraNews.com, KENDARI – Bupati Buton Utara (Butur), Abu Hasan kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Butur.
Abu Hasan mengungkapkan, amanah untuk membesarkan Partai PDIP di Lipu Tinadeakono Sara tersebut sesuai mekanisme, yang prosesnya melalui tahapan penjaringan di tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC), lalu diusulkan Dewan Pengurus Cabang (DPC) ke Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sultra, lalu dievaluasi dari berbagai sudut pandang dan pemikiran dan dikirim ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Di pusat, kata dia, juga dilakukan hal yang sama yakni dikaji, dianalisa, dievaluasi hingga variabel lain yang terkait profil calon ketua. Kemudian DPP mengeluarkan rekomendasi secara kolektif masing-masing kabupaten, dengan menetapkan tiga besar yakni ketua, sekretaris dan bendahara.
Ditanya terkait program yang akan dilakukannya untuk membesarkan PDIP di Kabupaten Butur, Abu Hasan mengaku akan terus melakukan konsolidasi total organisasi, baik struktural, program maupun kultural di daerah.
Selanjutnya, hal lain yang akan dilakukan adalah membangun infrastruktur partai utamanya sekretariat, sebagai pusat komunikasi informasi dan koordinasi organisasi.
Tak hanya itu saja, Abu Hasan juga bertekad menjaga cita-cita luhur PDIP sebagai partai wong cilik, yang selalu bersama akar rumput menuju Indonesia yang lebih baik.
“Sebagai kepala daerah, maka saya juga harus memperbaiki kinerja, agar bisa menjadi bahan penilain masyarakat, bahwa kepala daerah yang sekaligus juga ketua partai mempunyai segudang prestasi yang baik,” ungkap Katua KAHMI Sultra ini, Kamis 18 Juli 2019.
Dia juga menambahkan, upaya untuk membesarkan partai juga sudah dimulai sejak dirinya dipercayakan menahkodai DPC PDIP Butur pada periode sebelumnya. Dimana dari perolehan satu kursi di awal, kini telah bertambah menjadi empat pada Pilcaleg 2019 ini.
Disebutkan Abu Hasan, meski perolehan kursi saat ini PDIP masih berada di posisi kedua dengan perolehan empat kursi, namun dari sisi perolehan suara, partai moncong putih ini memeliki suara terbesar yakni kurang lebih 10 ribu.
Program selanjutnya adalah kaderisasi dan penggalangan, yang menurut Abu Hasan merupakan dua sisi yang harus dilakukan secara terus menerus. Setelah pengggalangan tentu harus dilakukan kaderisasi, agar partai ini memiliki aset Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahamai semangat, cita-cita dan ideologi partai
Sehingga, lanjutnya, mereka (anak muda) tidak ragu-ragu untuk terus bersama PDIP dalam rangka mengawal setiap momentum politik yang ada dalam siklus politik di Indonesia.
“Jadi, kaderisasi akan kita lakukan. Juga pemantapan ideologi negara dan partai dalam rangka untuk menguatkan partai ini dari sisi SDM,” tambah Abu Hasan.
Menurut dia, untuk bisa masuk ke kalangan akar rumput, maka PDIP harus memberikan contoh yang baik ke masyarakat, bagaiamana hidup berumat, bermasyarakat dan contoh hidup bertetangga sehingga menjadi cermin kehidupan masyarakat yang nyata di tengah-tengah masyarakat.
Lebih lanjut, Bupati Butur ini menjelaskan, bahwa memang harus ada kerja nyata yang dilihat masyarakat, apa yang dibutuhkan hari ini. Misalkan petani butuh apa dan nelayan butuh apa. Itu yang berusaha dipenuhinya sebagai kepala daerah, karena hal tersebut merupakan hajat hidup rakyat dan menjadi kewajiban kepala daerah sekaligus ketua partai.
“Jika saya berhasil menjadi bupati, otomatis partai juga akan ikut terdongkrak. Tapi, jika saya gagal bahkan mengecewakan, maka juga akan berpengaruh pada partai,” jelasnya.
* Menjawab Tantangan 2024
Tahun 2024 merupakan era milenial, sehingga kaderisasi dan penggalangan anak muda adalah sebuah keharusan dan keniscayaan.
Olehnya itu, pola penggalangan harus spesifik sesuai dengan kebutuhan, selera dan era yang memang sedang dihadapai oleh mereka (anak muda).
“Jadi lapisan generasi muda haris digalang, harus ada kaderisasi di sana, sehingga kita punya kekuatan di kalangan pemilih pemula,” kata Abu Hasan.
Anak-anak muda yang baru mengenal organisasi, partai dan politik harus dikuatkan. Metedologi penggalangan, kaderisasi dan penanaman nilai-nilak ideologi partai yang akan dikuatkan, sehingga anak-anak muda memiliki platfom tentang partai, politik dan tentang masa depan mereka.
Apalagi, jika mengamati kondisi saat ini, para anak muda masih cuek, karena hampir tidak ada pendidikan politik yang dilakukan Parpol. Yang ada hanya mobilisasi politik, sedangkan pendidikannya sangat sedikit. Dan hal inilah yang akan dilakukannya.
“Saya akan lakukan pendidikan politik kepada generasi milenial kita ini,” pungkasnya.
Laporan: Ikas