TenggaraNews.com : MUBAR – Rencana pembangunan gerai Indomaret di Kabupaten Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menuai kecaman.
Teranyar, La Ode Rahmat Apiti, salah satu Deklarator Mubar menolak keras pembangunan Indomaret karena dapat mematikan usaha masyarakat lokal.
“Kalau Pj Bupati Mubar menyiapkan karpet merah untuk gerai Indomaret sama halnya menggalikan lubang kubur bagi pedagang lokal,” jelasnya menambahkan.
Menurutnya, kebijakan Penjabat Bupati Muna Barat Bahri justru bukan mau menyejahterakan masyarakat di daerah tersebut, tapi mau mematikan usaha masyarakat lokal.
“Mengakunya putra Mubar, tapi kebijakannya mematikan masyarakat Muna Barat. Pemimpin harus punya keberpihakan, jangan mengobral izin yang justru untuk menyengsarakan masyarakat,” ujarnya seperti dikutip dari Tribunnews Sultra.com
Menangapi hal itu, Nasir Kola, salah satu tokoh Mubar mengatakan pembangunan Indomaret tidak boleh dilarang karena berhubungan dengan Investasi. Jika itu dilarang maka melanggar Undang-undang persaingan usaha.
“Jika ada investasi masuk dari luar, itu pertanda stabil nya keamanan dan ketertiban sebuah daerah. Ini pertanda kondusifnya perekonomian dan ruang usaha didaerah itu,” kata mantan birokrasi Mubar yang pensiun Desember 2022 lalu.
“Ini juga menjadi ruang untuk penambahan lapangan kerja menjadi karyawan pada kegiatan investasi itu,” tambahnya.
Soal kekhawatiran bahwa Indomaret akan mematikan ruang bagi pedagang kecil lokal kata Nasir, itu merupakan kekhawatiran saja. Para pembeli, tidak serta merta akan berbondong bondong ke Indomaret dan meninggalkan pedagang lokal, apalagi lokasi Indomaret juga tidak saling berdekatan antara satu dengan yang lainnya.
“Tidak mungkin pembeli mau pergi ke Indomaret dengan jarak yang jauh dari rumahnya hanya karena selisih harga tipis apalagi jika ke Indomaret harus berkendara. Apalagi Indomaret juga kan tidak menjual semua kebutuhan Pembeli,” ujarnya.
Apalagi imbuh Nasir, Indomaret hanya menjual produk pabrikan saja, selain itu akan menjadi komoditas jualan pedagang lokal.
“Jadi tinggal pandai-pandainya pedagang lokal melihat peluang pasar dan bersaing secara sehat dan profesional,” bebernya.
“Kan tidak mungkin karena ada Indomaret, lantas ada pemaksaan agar semua pembeli harus belanja di Indomaret. Pembeli juga tahu, pada saat mana dia perlu belanja di Indomaret dan pada saat mana dia tidak perlu ke Indomaret apalagi jika dengan niat memberdayakan pedagang tetangga dan pedagang yang kebetulan masih keluarga,”jelasnya.
“Kan tidak masuk akal, jika hanya karena selisih 1000 rupiah pembeli mau ambil motor atau harus berkendara ke Indomaret yang mungkin agak jauh dari rumah-Nya,” tutup Nasir.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), Dr. Bahri mengaku, sebelum mengambil kebijakan pihaknya terlebih dahulu akan melakukan uji publik.
“Kita akan uji publik dulu,” kata Bahri beberapa waktu lalu.
Jikalaupun Pemerintah Daerah menerima pembangunan gerai Indomaret kata Bahri, pihaknya akan memberlakukan persyaratan yang ketat dengan tujuan tidak akan mematikan pedagang lokal.
“Syaratnya kita perketat, harus berkolaborasi dengan pedagang lokal juga hasil-hasil komoditas lokal dapat dijual di Indomaret,” kata Bahri saat ditemui di Rujab beberapa waktu lalu.
Laporan : Hasan Jufri