TenggaraNews.com, KENDARI – Geliat dinamika politik di Kota Kendari makin seksi memasuki tahun politik 2023, dengan hadirnya beberapa figur mewakili gender cukup menarik untuk diulas dalam persepsi menuju Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kota Kendari tahun 2024 mendatang.
Sebut saja, Siska Karina Imran (SKI) mantan Wakil Wali Kota Kendari dan Giona Nur Alam (GNA).
Keduanya punya nama besar tokoh Sultra. Misalnya Imran (Alm) mantan Bupati Konawe Selatan (Konsel) sangat kental dalam kiprah perjalanan politik SKI.
Demikian pula GNA, sangat kental pengaruh ayahnya Nur Alam mantan gubernur Sultra.
Tentu saja semangat muda ini, kita sangat mengapresiasi sebagai figur muda yang berani memilih jalan politik.
Menatap kontestasi politik 2024, menurut Penggerak Anak Lorong Community Hajrul Khairullah.S.sos, banyak variabel yang diperlukan untuk memenangkan kontestasi, di antaranya :
1. Bahwa tidak cukup jika hanya mengandalkan nama besar orang tua, personal figur harus mandiri atas dasar kemampuan yang dimiliki.
2. Pengalaman politik menjadi hal penting sebagai modal elektoral, meyakinkan pemilih dari 2 hal ini perlu dipadukan dengan kemampuan merangkul, karena yang kita tahu Kota Kendari sangat heterogen sebagai miniatur Sulawesi Tenggara.
Menurut Hazrul sapaan akrabnya, selain nama-nama itu, ada beberapa figur yang cukup familiar, Sulkarnain mantan Wali Kota Kendari, H.Ishak Ismail yang populer dengan panggilan Anak Lorong.
Kemudian ada Aksan Jaya Putra (AJP) yang saat ini masih menjabat anggota DPRD Provinsi Sultra, Abdul Rasak angg DPRD Kota Kendari, Abdul Rahman advokat kondang. Termasuk Asmawa Tosepu yang saat ini menjabat Pj Wali Kota Kendari.
Dari nama-nama hebat ini, untuk sementra yang mewarnai diskusi warung kopi. Artinya popularitas mereka tidak perlu diragukan, karena semuanya memiliki niat yang sama untuk membangun Kota Kendari, terlepas dari plus-minus mereka.
Sebagai penggerak Anak Lorong Community (wadah Relawan H.Ishak Ismail), mendorong agar suasana dan kondusifitas daerah menuju kontestasi 2024 tetap terjaga, sehingga diharapkan warna politiknya lebih bernuansa kebangsaan.
Narasi dan diksi asli dan tidak asli pada akhirnya menimbulkan potensi gesekan politik identitas yang harus dihindari, agar kesejukan politik Kota Kendari dapat terjaga, apalagi memasuki tahun politik.
Dari beberapa reales lembaga survey kota Kendari, belum ada figur yang mendominasi, semua masih wajar dan standar dengan selisih margin yang cukup rasional.
Sebagai penggerak Anak Lorong, kami juga memiliki data dari hasil jajak pendapat bahwa kecendrungan pemilih Kota Kendari menginginkan Anak Lorong (H.Ishak Ismail) untuk kembali bertarung merebut Kendari 01, ketimbang menjadi calon anggota DPR RI.
“Kami pun mengapresiasi keinginan masyarakat Kota Kendari, tentu kami juga masih menghitung potensi peluangnya ke arah sana,” ujarnya.
Artinya dinamika politik Kota Kendari, fluktuasinya sangat dinamis, sehingga jika pilihan itu pada akhirnya mengarah ke Pilwali Kota Kendari, maka perlu perenungan yang dalam bahwa Kota Kendari ini tidak bisa dibangun oleh sekelompok orang saja, diperlukan kebersamaan yang paripurna.
Laporan : Rustam