TenggaraNews.com, PADANG – Wabah virus corona sangat berdampak terhadap penyandang disabilitas (Tuna Netra) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Bagaimana tidak, para tuna netra yang bekerja sebagai tukang pijat ini merasakan sepi pasien bahkan tidak ada sama sekali.
Sugiarto, salah satu penyandang tuna netra mengatakan, klinik pijat tunanetra yang ada di Kota Padang sejumlah 50 klinik. Semuanya merasakan dampak tersebut.
“Kami hanya bergantung hidup dengan usaha ini, bahkan sebagian kami adalah keluarga suami-istri tunanetra yang harus menghidupi anak-anak kami. Sehari-hari kami hidup dari pasien pengunjung yang kami pijat,” ungkapnya kepada jurnalis TenggaraNews.com, Sabtu 28 Maret 2020.
Lebih lanjut, ayah dua anak ini menyampaikan, jika tidak ada pengunjung yang datang ke klinik, tentu dirinya tidak akan mempunyai penghasilan. Dengan kata lain, pihaknya tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Apalagi semua harga juga naik. Untuk itu, kami mohon bantuan kepada Pemkot Padang, wakil rakyat yang duduk dinDPR dan DPRD atau dermawan lainnya juga memikirkan nasib kami tunanetra ini,” jelasnya.
Akibatnya, para tunanetra di Kota Padang saat ini hanya bisa berdiam diri di rumah sambil berharap ada yang memikirkan nasib mereka, karena pekerjaan apa lagi yang bisa dikerjakan selain jadi tukang pijit.
Para penyandang tunanetra di Kota Padang sangat berharap sekali bantuan dari semua pihak, untuk bisa menghidupi keluarga mereka. Begitulan keadaan para tunanetra Kota Padang saat ini yang sangat memprihatinkan.
Bagi yang membutuhkan jasa Sugiyanto, bisa mengunjungi Klinik Pijat Tunanetra di Jalan Raya Ampang Nomor 76, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang – 081363473707.
Laporan: Randa