TenggaraNews.com, MUNA – Warga Desa Kontumere, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna digegerkan dengan penemuan mayat dalam kondisi tergantung di kolong rumah warga, Jumat 29 Juni 2018.
Setelah diidentifikasi, mayat tersebut diketahui bernama Hasrina binti La Hatini (33). Ibu rumah tangga tersebut diduga bunuh diri dengan cara mengantungkan dirinya di sebuah pondok kebun milik Wa Nuriah.
Diduga, gantung diri tersebut di karenakan penyakit korban yang tak kunjung sembuh. Almarhumah menderita penyakit lambung dan maag akut serta sesak napas.
Suami korban, Jabarudin bin La Ndomia mengatakan, penyakit yang diderita istrinya sudah berlangsung selama 6 bulan.
“Istri saya sering merasa ketakutan dengan penyakit yang dideritanya, kami juga sudah bawa ke Puskesmas Kabawo dan RSUD Kabupaten Muna untuk berobat, namun tenaga medis disana menyarankan untuk dirujuk di Kendari, tapi karena faktor ekonomi sehingga istri saya selalu menolak,” ucapnya dengan penuh kesedihan, Jumat 29 Juni 2018.
Saat dilakukan pemeriksaan terhadap jasad korban, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, hanya terdapat beberapa luka lecet di duga akibat lilitan sarung, kemudian banyak ditemukan cairan yang keluar dari vagina korban, sehingga tim medis menduga korban bunuh diri.
Salah seorang saksi mata, Wa Paru mengungkapkan, kejadian ini membuat heboh warga sekitar rumah korban, karena kediamannya berdekatan dengan tempat tergantungnya korban.
“Awalnya saya akan ke sumur untuk cuci pakaian kotor,tapi pada saat hendak mencuci, saya melihat seseorang sudah tergantung di gelagar rumah kosong milik Wa Nuriah, yang tidak lain adalah Hasriani istri dari Jabaruddin. Kemudian saya berlari menuju rumah korban untuk menyampaikan kepada suaminya tentang hal ini,” ujarnya.
Mendengar hal ini Kasat Reskrim Iptu Fitrayadi bersama Pamatwil Polsek Katobu langsung mendatangi di Tempat Kejadian Perkara(TKP). Kasat Sabhara kemudian melakukan olah TKP bersama unit identifikasi Satreskrim Polres Muna, guna melakukan penyelidikan tentang kejadian tersebut dan mengembangkan keterangan saksi, serta meminta kesediaan keluarga agar korban di lakukan autopsi.
Hingga berita ini di publish, pihak keluarga tidak mengizinkan untuk korban di autopsi, dan bersedia membuat pernyataan secara tertulis tentang penolakan autopsi.
Laporan:Phoyo
Editor:Ikas Cunge