TNC, KENDARI – Diakhir masa kepemimpinan, Walikota, Asrun dan Wakil Walikota Kendari, Musadar Mappasomba memaparkan hasil-hasil pembangunan selama menahkodai kota lulo dua periode atau 10 tahun, Rabu 4 Oktober 2017 di Ballroom Phinisi Grand Clarion Hotel Kendari.
Dalam paparannya, Asrun mengungkapkan, bahwa expo pembangunan di hadapan ratusan masyarakat Kendari, merupakan sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas dirinya berasama Musadar Mappasomba kepada masyarakat, yang telah memberikan kesempatan untuk menjalankan amanah tersebut.
Lebih lanjut, Asrun mengatakan, diawal kepemimpinannya bersama Musadar, pihaknya diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan, karena kondisi ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat itu, sangat jauh dari layaknya sebuah pusat pembanguanan dan perekonomian daerah.
Ketua DPD PAN Kendari ini menyebutkan, sejumlah tantangan yang dimaksud adalah hasil audit BPK tentang tata kelola keuangan negara masih tanpa opini, posisi kota lulo berada pada peringkat ke 56 dari 60 kabupaten/kota yang dinilai dalam hal kebersihan lingkungannya. Dengan kata lain, Kendari masih masuk dalam kategori sebagai kota terkotor.
Tantangan lainnya, yaknu lokasi pelabuhan Kendari yang tidak layak, kondisi bahu jalan mayoritas belum teraspal, pelayanan kesehatan yang tidak layak, sarana dan prasarana belum memadai, pendangkalan teluk Kendari terjadi terus menerus serta sejumlah permasalahan lainnya.
“Berbagai permasalahan dan tantangan tersebut, tentunya membutuhkan penanganan yang serius secara cepat dan tepat, dan didukung dengan peran serta semua stakholder,” beber Asrun.
Setelah menahkodai Kendari, kata ayah dua anak ini, dirinya bersama wakilnya langsung melakukan pembenahan dengan mengacu pada visi dan misi yang telah dicanangkan. Adapun visinya yakni mewujudkan Kota Kendari tahun 2025 sebagai kota dalam taman yang bertaqwa, maju, demokratis dan sejahtera. Kemudian dijabarkan ke dalam enam misi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, visi yang telah dicanangkan dibagi menjadi tiga tahapan, yang dimulai dengan clean dan green city 2007-2012, kemudian di periode selanjutnya smart green city pada 2012-2017, lalu pada 2017-2025 mendatang sebagai liveble city alias kota layak huni.
Alhasil, di bawah tangan dingin sang magister enginering ini, sejumlah prestasi pun terus ditorehkan dan menjadi kebanggan Pemkot serta masyarakat. Diantaranya, adipura, adiwyata, kota layak anak, opini dari BPK soal tata kelola keuangan serta berbagai prestasi di sejumlah sektor.
“Dari hasil kerja kita ini, pemerintah pusat pun memberikan award dalam bentuk dana hibah yang cukup fantastis, jumlahnya hampir Rp 100 miliar,” jelas mantan Kadis Tata Kota Kendari ini.
Laporan: Ikas Cunge