TenggaraNews.com, KENDARI – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Pol. Iriyanto meminta waktu untuk mengungkap peristiwa nahas yang menimpa dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, yakni Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kadarwi (19), Kamis 26 September 2019.
Kapolda Sultra juga menegaskan, bahwa pihaknya tetap bertanggung jawab atas kejadian dalam proses pengamanan penyampaian aspirasi tersebut, jika hal itu dilakukan oleh anggotanya.
“Percayalah. Tolong berikan waktu kepada kami, untuk menyelidiki dan menuntaskan, sehingga bisa diketahui siapa pelakunya,” ujar Kapolda Sultra, Jumat 27 September 2019.
Saat ini, kata Brigjen Pol. Iriyanto, pihaknya telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap kasus penembakan tersebut. Dirinya juga memastikan, bahwa tim pengamanan aksi demonstrasi kemarin tidak dibekali peluru karet dan tajam.
Secara umum, lanjut Kapolda Sultra, dalam pengamanan unjuk rasa, Kapolri sudah menegaskan agar tidak menggunakan peluru karet, apalagi peluru tajam.
“Itu sudah berulang kali disampaikan pak Kapolri, dan sudah kami tindak lanjuti, bahkan sebelum pengamanan, kita gelar apel dan melakukan pengecekan terlebih dahulu, untuk memastikan personil kami tidak menggunakan peluru karet ataupun tajam,” kata Brigjen Pol. Iriyanto.
Lebih lanjut, Kapolda Sultra menyebutkan, korban Randi ditemukan berjarak kurang lebih 600 sampai 700 meter dari obyek unjuk rasa. Sehingga tim anti anarki belum digerakan.
Sedangkan korban Muhammad Yusuf berjarak 400 meter dari obyek pengamanan.
“Randi di temukan di depan BPD, sedangjan Yusuf di Kantor Nakertrans Sultra,” ucapnya.
Brigjen Pol. Iriyanto juga meminta kepada masyarakat yang memiliki bukti pendukung terkait kasus tersebut, agar membagikan ke pihak kepolisian.
“Siapa pun pelakunya akan diproses sebagaimana ketentuan yang ada,” tegasnya.
Ditanya terkait hasil autopsi korban Randi, yang membenarkan korban meninggal akibat
tertembak peluru kaliber jenis 0,9 mm, Kapolda Sultra belum mau memberikan pernyataannya, karena masih menunggu hasil balistik dari Puslabfor Mabes Polri.
Laporan: Ikas