TenggaraNews.com, JAKARTA – Salah satu alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Bahlil Lahaladia memberikan masukan terkait perkaderan HMI yang dinilai mengalami kemunduran. Hal itu disampaikan Ketum BPP Hipmi saat menerima kunjungan Bidang Pembinaan Anggota dan BPL PB HMI, Selasa 2 Juli 2019.
Bahlil mengatakan, bahwa kemunduran perkaderan HMI bisa dilihat dari kualitas kader, yang tidak lagi menjadi pelopor dalam memberikan solusi kebangsaan.
“Kita bukan lagi menjadi pelopor, tapi sekadar menjadi pelengkap atas permainan yang diciptakan orang lain,” ucapnya.
Pengusaha dari tanah Papua ini pun menyampaikan, bahwa kemunduran ini dipicu dari dua hal yang berkaitan dengan instrumen perkaderan itu sendiri.
“HMI perlu memperhatikan dua hal. Pertama sumber daya manusia pengelola training, kedua revitalisasi materi-materi ke-HMI-an yang sudah tidak sesuai dengan konteks kekinian. Jangan sampai HMI tidak punya keberanian melakukan revitalisasi terhadap dua hal penting itu,” kata Bahlil Lahaladia.
Menanggapi hal itu, Ketua bidang Pembinaan Anggota PB HMI, Muhammad Syahril mengungkapkan, bahwa dalam waktu dekat HMI akan segera melakukan FGD untuk membahas instrumen-instrumen perkaderan tersebut.
“Ya, dalam beberapa kali kajian bersama di Bidang Pembinaan Anggota dan Badan Pengelola Latihan, kami menyadari bersama hal-hal tersebut. Semua materi ke-HMI-an perlu dibaca kembali, format dan metode training pun demikian,” ungkapnya.
Pertemuan singkat itu memunculkan kesimpulan bagi Syahril dan segenap fungsionaris PB HMI, bahwa HMI harus segera bergerak membaca dan mengevaluasi seluruh instrumen perkaderan.
“Kita akan evaluasi menyeluruh pada 21 Juli nanti, dan kita akan ajak seluruh kader untuk memberikan sumbangsih pikiran merevitalisasi instrumen-instrumen tersebut,” pungkasnya.
Laporan: Ikas