TenggaraNews.com, MATARAM, – Badan Koordinasi Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (LEMI PB HMI) lakukan roadshow edukasi pasar modal syariah, bekerjasama dengan HMI Cabang Mataram, di Aula Universitas 45 Mataram, Senin 24 Juni 2019.
Salah satu agenda roadshow tersebut adalah seminar yang merupakan program kerja dari Direktur Bidang Antar Lembaga Bakornas LEMI PB HMI, Mohammad Naim.
Agenda ini dihadiri oleh Direktur Eksekutif Bakornas LEMI PB HMI, Arven Marta bersama Direktur Bidang Antar Lembaga, Devisi Pasar Modal Syariah IDX, Marketing Officer Ipot Surabaya, Rektor dan Wakil Rektor Empat Universitas 45 Mataram serta kalangan mahasiswa se-Kota Mataram.
Seminar yang dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas 45 Mataram ini diikuti 100 peserta, yang membuka kesempatan bagi mahasiswa memiliki banyak potensi besar untuk terlibat aktif sebagai investor. Termasuk melalui fasilitas galeri investasi syariah, yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.
Derry Yustira, Devisi Pasar Modal Syariah IDX selaku narasumber menjelaskan, setidaknya perusahanan yang ada di Indonesia sudah banyak yang go public, namun dalam bursa efek masih kalah dengan perusahaan lain. Hal ini memicu peran mahasiswa untuk lebih meningkatkan lagi dengan ikut serta dalam pasar modal syariah. Artinya, mereka menawarkan saham atau efek kepada mahasiswa berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
“Kondisi ini memperlihatkan, mahasiswa memiliki banyak pilihan untuk membeli saham,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Bakornas LEMI PB HMI, Arven Marta menegaskan, bahwa HMI sebagai garda terdepan di kalangan mahasiswa tidak boleh ketinggalan zaman dalam ruang lingkup ekonomi nasional.
“Dalam setiap sambutan di forum LEMI, selalu saya sampaikan jikalau kita di HMI ini boleh jujur, sebebenarnya kita sudah ketinggalan jauh dari kemajuan zaman,” tegas Arven dihadapan ratusan peserta.
Kondisi ini, menurut Arven, yang mendorong Bakornas LEMI PB HMI terus mekankan khususnya kepada kader HMI, untuk membicarakan tentang kemapanan organisasi.
“Sudah saatnya HMI berfikir tentang kemapanan, selama ini tidak dapat dipenuhi, maka akan sulit independensi dapat diwujudkan, obrolan sudah harus digeser ke arah peluang bisnis, serta juga harus mengimbangi bacaan. Buku kiri (sosialis) dan kanan (kapitalis),” tutupnya.
Laporan: Fauzaki
Editor: Ikas