TenggaraNews.com, KENDARI – Komandan Korem (Danrem) 143/Halu Oleo, Kolonel Arm Dedi Nurhadiman, SIP, menyebut teroris atau aksi redikalisme adalah musuh segenap masyarakat dan bangsa Indonesia.
”Kita harus ketahui, aksi-aksi teroris yang selama ini terjadi adalah musuh kita bersama segenap masyarakat dan bangsa Indonesia. Dan perlu diketahui, bahwa aksi teroris tidak ada kaitanya dengan agama manapun, bahkan aksi teroris adalah musuh semua Agama,” kata Danrem saat memberikan sambutan dalam kagiatan Silaturahmi Tokoh Lintas Agama Sultra, di Kantor Wilayah, Kementerian Agama Provinsi Sultra, Rabu 16 Mei 2018.
Ia mengatakan aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi di Indonesia adalah ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan warga negara Indonesia yang selama ini terjalin dengan baik.
Dalam kegiatan silaturahmi tokoh lintas agama di Sultra ini, dirinya yakin akan semakin meningkatkan toleransi, silaturahmi, dan keakraban antar tokoh agama di Sultra.
”Kita semua meyakini bahwa pertemuan ini akan memberikan sumbangan yang berharga bagi terciptanya situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif di wilayah Sultra,” katanya.
Ia mengatakan kejadian pengeboman di Surabaya (Jawa Timur) yang dimulai pada hari Senin (14/5/2018) yang dilakukan oleh orang-orang pemahamanya tidak sesuai dengan ajaran agama atau menyimpang. Dengan kejadian tersebut, menewaskan belasan orang dan puluhan orang luka-luka, sehingga menyebabkan luka yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.
”Dengan kejadian tersebut membuat semua pihak sangat prihatin dan marah tentunya tidak terkecuali kita yang ada di wilayah Sultra,”katanya.
Apalagi, lanjutnya setelah diketahui aksi tersebut yang dilakukan oleh kelompok-kelompok atau yang sekarang bahwa ada pola-pola baru satu keluarga yang luar biasa, kalau kita lihat di medsos bagaimana bapak menyuruh ibu dan anaknya melakukan pembunuhan disuatu tempat, Kemudian anaknya dengan sepeda motor mengebom disuatu tempat, dan bapaknya sendiri membawa kendaraan membuang bom disuatu tempat.
”Kejadian tersebut membuktikan bahwa paham radikalisme ini sudah menjadi ancaman nyata bagi bangsa Indonesia,”katanya.
Dengan kejadian ini, kata dia, tentunya harus menjadi perhatian semua pihak mengingat aksi radikalisme yang dilakukan kelompok-kelompok tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi lagi. Mengingat kelompok tersebut disinyalir masih tersebar di wilayah Indonesia.
”Kalau kita monitor di media sosial, dimedia cetak, atau media elektronik sampai hari ini rekan-rekan kita di kepolisian masih menangkap ada yang di wilayah Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan, artinya masih ada, yang kemungkinan setiap saat akan mengancam jiwa dan raga masyarakat Indonesia,” ujar Dedi.
Untuk itu melalui kegiatan ini, ia mengajak dan menghimbau kepada semua pihak untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban agar situasi keamanan di Sultra maupun diluar Sultra tetap aman dan kondusif.
”Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan kita masing-masing jangan sampai pengaruh kelompok-kelompok tersebut masuk ke wilayah kita,” harapnya.
Laporan: Muhamad Isran