TenggaraNews.com, KENDARI – Aksi bela Konawe Kepulauan (Konkep) terus disuarakan. Setelah dua kali aksi besar-besaran yang berakhir ricuh pekan lalu, kini Front Rakyat Sultra Bela Konkep kembali turun melakukan aksi yang saya, Kamis 14 Maret 2019 di Mapolda Sultra dan di Kantor Gubenur Sultra.
Akan tetapi, satu lembaga yakni GPMI Sultra menyatakan tarik diri dari aksi bela Konkep ini.
Ketua GPMI, Alfin Pola dalam rilis persnya mengimbau kader dan mahasiswa untuk berhenti bergerak terkait pencabutan 15 IUP wawoni.
“GPMI memilih berhenti dari gerakan yang sangat sarat dengan berbagai kepentingan” tegas Alfin.
Dirinya menjelaskan alasan kemunduran GPMi, karena yang pertama adalah masing-masing pimpinan lembaga bergerak sendiri-sendiri tidak mau saling memadukan kekuatan.
“Aksi hari Senin yang di motori oleh BEM UHO, kelompok sebelah tidak mau bergabung, lalu aksi hari Rabu yang di motori mahasiswa Wawonii sendiri tidak mau dicampuri oleh KBM UHO. Ada apa ini? Kemungkinan besar masing-masing organisasi ini punya target dibalik yang telah ditetapkan,” bebernya.
Alfin menegaskan, selama KBM UHO dan Front Mahasiswa Bela Wawoni tidak bersatu, maka mulai sekarang GPMI menyatakan sikap berhenti dan menginginkan Sultra dalam keadaan kondusif serta aman dari kekacauan.
Alfin kembali mengimbau seluruh kader-kader GPMI untuk tidak bergabung dalam gerakan pencabutan 15 IUP di Wawonii, dan dirinya sangat menyayangkan penyebaran informasi di salah satu kelompok pergerakan, yang sangat menzolimi KBM UHO yang menyatakan bahwa KBM UHO telah di beri uang sebanyak Rp1.100.000 untuk menghentikan pergerakan mereka.
“Ini namanya mematahkan dan mengamputasi pergerakan. sementara KBM UHO berperan penting dalam membesarkan isu cabut 15 IUP, dan telah berdarah-darah dalam memperkuat isu cabut 15 IUP wawonii tersebut,” sindir Alfin.
“Maka sangat jelas gerakan ini sarat dengan kepentingan. Oleh kerena itu, saya mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk berhenti dalam pergerakan ini, dan tetap menjaga Sultra dalam keadaan kondusif dan aman” tambahnya.
“Apalagi, saat ini menjelang Pilpres, tentunya kita tidak menginginkan situasi seperti ini terjadi sampai Pilpres nanti,” tutupnya.
(Kur/red)