TenggaraNews.com, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami deflasi 0,14 persen pada November 2017 lalu. Dan kelompok volatile food (VF) terutama komoditas sayur-sayuran, buah-buahan dan bumbu-bumbuan masih menjadi faktor utama penyebab deflasi.
Menindaklanjuti kondisi tersebut, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sultra sudah melakukan pembinaan, terhadap kelompok ibu-ibu rumah tangga disetiap kecamatan di Kendari, agar mulai bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan tidur ataupun pekarangan rumah.
Ketua Perwakilan BI Sultra, Minot Purwahono mengungkapkan, melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap masyarakat tidak lagi tergantung pada pasar, yang setiap saat harga di pasaran bisa berubah dan melonjak.
“Kita tau kemarin terjadi gejolak di harga sayur mayur dan ikan. Makanya kita coba lakukan pembinaan terhadap ibu-ibu rumah tangga,” ungkap Minot Purwahono, Rabu 20 Desember 2017.
Hanya saja, lanjutnya, untuk komoditas ikan memang masih sulit untuk diantisipasi gejolak harganya, karena tergantung pada cuaca.
“Kalau untuk ikan kan tergantung pada kondisi cuaca,” jelasnya.
Ditambahkan Minot, untuk tahun 2018 mendatang, pihaknya menargetkan inflasi sekitar 3,5+(-1). Artinya, dibutuhkan perjuangan keras untuk mencapai target tersebut.
“Inflasi saat ini kan masih berada di 4+ (-1),” tambahnya.
Laporan: Ikas Cunge