TenggaraNews.com, KONAWE SELATAN – Sejumlah masyarakat Desa Kosebo, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) mempertanyakan pembangunan pabrik sagu, yang diprogramkan oleh FAO di desa tersebut. Pasalnya, pasca kontrak berakhir 18 Desember 2017 lalu, kondisi fisik bangunan belum mencapai 80 persen.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, sebagian alat penunjang pabrik seperti mesin dan sejumlah tower berukuran besar sudah habis terjual oleh oknum tertentu.
Muhamad Aswan, Konsultan Komunikasi FAO menjelaskan, dari dua daerah penempatan pembangunan pabrik sagu di Sultra, pihaknya telah mendistribusi bahan dan material dengan nilai dan bobot yang sama.
Diakuinya, pembangunan pabrik sagu khusus di Konsel memang belum selesai dan sudah habis kontrak. Bahkan, sudah diserahterimakan tanggal 18 Desember baru-baru ini, yang dihadiri langsung oleh Pemda masing-masing.
“Ini kan dana hiba dari FAO, programnya sudah terjadwal dan sudah habis kontraknya. Pekerjaan itu melibatkan masyarakat setempat, nanti dilanjutkan oleh masyarakat dan pemerintah setempat,” ujar Aswan, Jum’at 22 Desember 2017.
Anehnya, Aswan justru mengaku tak mengetahui soal alat penunjang yang dijual. Menurut dia, sebelum meninggalkan pekerjaan tersebut, alat-alat penunjang itu masih utuh di tempat.
“Kita berharap pemerintah setempat dan masyarakat dapat melanjutkan serta mengelola dengan baik program tersebut. alau alat-alatnya sudah dijual laporkan saja ke kepolisian,” pungkasnya.
Laporan: Ikas Cunge