TenggaraNews.com, KENDARI – Event Kendari Food Festival (KFF) yang berlangsung selama 5 hari di alun-alun eks MTQ Kendari, berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dan rekor dunia. Kuliner kasuami yang dikenal di kepulauan Buton, berhasil dicatat sebagai rekor baru dengan tinggi 250 Cm dan diameter 180 Cm.
Kasuami yang terbuat dari bahan baku ubi kayu ini, dibuat oleh Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Provinsi Sultra. Proses pembuatan kasuami yang dibentuk mirip kuliner nasi tumpeng ini, menghabiskan waktu sekira 10 jam lebih.
Jumlah chef yang mengerjakannya sebanyak 30 orang, dibantu 20 siswa jurusan Tata Boga asal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kendari.
“Seluruh syarat dan ketentuan MURI telah dipenuhi pihak penyelenggara KFF bersama PCPI Sultra. Kami mengukur dua kali untuk memastikan ukurannya. Kami mencatat kasuami ini tingginya 250 Cm dengan diameter 180 Cm. Ini merupakan rekor MURI, bahkan rekor dunia, ” ujar Triono dari MURI dihadapan peserta KFF, Minggu 2 Desember 2018 sekira pukul 20.05 Wita.
Meski hujan mengguyur alun-alun eks. MTQ sejak sore sampai penutupan KFF yang berlangsung sejak 28 Nopember sampai 2 Desember 2018, namun antusias peserta tidak surut. Pengunjung KFF rela berbasah-basah, demi menikmati aneka kuliner khas Sultra.
KFF yang dipelopori Komunitas Kuliner Kendari atau lebih sering disebut Tripelka, merupakan kerjasama dengan Bank Sultra, Tim Penggerak PKK Provinsi Sultra, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pariwisata Provinsi Sultra serta Pemerintah Kota Kendari.
Event yang sudah berskala nasional ini, juga disponsori beberapa perusahaan di Kota Kendari, seperti Multi Media, Teh Botol Sosro dan provider telekomunikasi XL. Event ini juga didukung Komunitss Jurnalis Jalan-jalan (KJ3), Harian Berita Kota Kendari dan DPD Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Kendari.
Walaupun hujan terus membasahi sisi timur alun-alun eks MTQ, Sulkarnain Walikota Kendari, tetap bersemangat menutup KFF ke 3 tahun 2018. “Event KFF yang digagas Komunitas Kuliner Kendari, merupakan event yang memberikan nilai sangat positif. Moment untuk memperkenalkan aneka kuliner khas Sultra.
“Saya berpesan kepada semua masyarakat Sultra, agar bangga dengan makanan khas Sulawesi Tenggara. Kita memiliki banyak potensi kuliner,” pesan Sulkarnain.
Sementara itu, Yusri selaku Ketua Tripelka mengungkapkan, KFF tahun ini memberikan kontribusi positif bagi pelaku kuliner yang berada di Kota Kendari.
“Segala kekurangan selama event berlangsung akan menjadi bahan evaluasi untuk event berikutnya,” ujarnya.
Yusri yang dikenal dengan kuliner Boss Duren juga menyampaikan terima kasih, kepada semua sponsor dan media partner yang telah mendukung suksesnya event ini.
“Terima kasih dukungan Bank Sultra, Pemerintah Provinsi Sultra dan Pemerintah Kota Kendari, serta semua pihak yang telah mendukung KFF. Semoga kerjasama ini dapat berlanjut, ” harap Yusri.
Kasuami menjadi perhatian khusus pengunjung KFF. Makanan tradisional ini sangat populer dikalangan masyarakat Buton, Wakatobi, Buton Utara, Buton Tengah dan Buton Selatan serta di Pulau Kabaena.
Makanan yang terbuat dari ubi kayu ini, dapat bertahan dengan waktu yang cukup lama. Asalkan cara mengolah ubi kayu, mulai dari tahap pemarutan, pemerasan sampai pengukusan, dilakukan secara benar dan higienis.
Menurut kisah, kasuami ini banyak dibawa para pelaut dan pedagang antarpulau. Khususnya para pedagang antarpulau di Wakatobi. Mereka membawa bekal kasuami hingga ke Negara Singapura, Malaysia bahkan ke Mindanao Philipina. Kasuami ini dapat bertahan berhari-hari, tanpa mengalami basi. (Rus)