TenggaraNews.com, KENDARI – Kreativitas dan inovasi bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Hal ini pula yang dilakukan Evi Apriani, salah seorang perawat yang bertugas di RSUD Kabupaten Muna. Latar belakang pendidikan dari bidang kesehatan, membuat Evi “Jatuh Cinta” dengan limbah medis yang selalu dijumpainya dalam kesehariannya.
Limbah medis kerap dianggap banyak kalangan sebagai bahan berbahaya. Tapi, melalui tangan dingin wanita berhijab ini, limbah berbahaya tersebut bisa disulap menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi.
Ditengah kesibukannya sebagai tenaga medis, Evi diam – diam memiliki kegemaran mengumpulkan limbah medis rumah sakit, berupa botol obat-obotan. Limbah tersebut digunakan sebagai bahan untuk membuat hiasan pernak – pernik.
Kegemaran membuat hiasan pernak – pernik dari limbah medis, sudah dijalaninya sejak 2016 lalu.
Tak tanggung-tanggung, kepiawainnya mengubah limbah botol tersebut menjadi karya seni nan indah itu, kini kian menambah koleksi menarik di kediamannya. Hobynya tersebut didorong rasa penasaran terhadap botol – botol yang dianggapnya unik.
“Saya kebetulan juga hobby dalam membuat pernak – pernik. Tetapi ini hal terbaru menurut saya, karena terbuat dari bekas alat – alat medis. Saat sedang dinas pasa jam istirahat saya mengumpulkan benda – benda itu, lalu saya bawa pulang. Disaat sedang senggang, saya mengisi waktu dengan membuat hiasan dari bahan yang saya sudah kumpulkan itu,” beber Evi, Minggu 3 Desember 2017.
Sejumlah karya seni dari limbah medis itu mengangkat tema flowers in bottles. Perpaduan antara botol bekas dan rangkaian bunga menjadi satu hiasan menarik. Dan paling cocok ditempatkan pada meja hias, baik di ruang tamu maupun dalam ruangan kamar tidur.
“Kalau hasil pernak – pernik yang sudah saya buat, sebagian besar terpajang di meja hias ruang kamar tidur. Namun hiasan ini sebenarnya bebas dipajang dimana saja tergantung struktur ruangan tersebut saja,” jelasnya.
Laporan: Ifal Chadra
Editor: Ikas Cunge