TenggaraNews.com, KENDARI – Ditengah isu tak sedap yang saat ini menimpa Bank Muamalat soal kondisi keuangan terkini, pelopor perbankan syariah ini kian survive dalam mengembangkan produknya. Salah satunya adalah produk pembiayaan (finance) yang terdiri atas SMI dan KPR.
Region Head (RH) Sulampua Bank Muamalat Indonesia, Ahmad Safril Ilham mengatakan, dalam pengembangan bank tersebut di Kawasan Indonesia Timur (KTI), Cabang Kendari diharapkan bisa memberikan kontribusi yang sangat maksimal terhadap pertumbuhan Bank Muamalat. Kontribusi yang diharapkan bisa mencapai sekitar 25 hingga 30 persen khusus untuk pada produk finance.
“Kalau khusus untuk produk finance itu terdiri atas dua yakni SMI dan KPR,” ujar Lilo, sapaan akrab RH Sulampua Bank Muamalat Indonesia itu, Senin 12 Maret 2018.
Menurut dia, KPR ini merupakan produk terbaru dan yang sangat baik, pihaknya memberikan Angsuran Super Ringan (ASR) yakni setara lima persen per tahun dan tetap sampai dengan 6 tahun pertama.
“Angsurannya hampir mirip dengan FLPP, termurah dari bank-bank yang saat ini memiliki produk KPR di Indonesia,” terangnya.
Olehnya itu, Muamalat berharap KPR bisa berkontribusi lebih baik, dalam memenuhi kebutuhan rumah terhadap masyarakat Sultra pada umumnya dan Kendari khususnya.
“Melalui support Real Estate Indonesia (REI) maka prosesnya bisa menjadi lebih baik lagi dan matang, sehingga tim dari Kendari lebih maksimal kedepannya dalam mewujudkan target penjualan,” jelas Lilo.
Branch Manager Bank Muamalat Cabang Kendari, Fitrawan mengungkapkan, pihaknya sudah membangun kerja sama dengan semua devloper nasional, sedangkan untuk lokal hampir semua yang menjual perumahan komersil sudah dijalin kerja sama.
“Untuk devloper lokal, sudah ada sekitar 25 sampai 30 perusahaan yang sudah kami jalin kerja sama untuk program KPR ini,” ungkapnya.
Fitrawan menambahkan, ada tiga keuntungan dan kelebihan yang bisa di dapatkan konsumen dari produk KPR ASR yang ditawarkan. Pertama, dari sisi angsuran lebih murah dibandingkan dengan yang lain, lalu angsuran KPR yang ditawarkan bersifat tetap sesuai dengan kesepakatan diawal, lalu yang ketiga lebih fleksibel, dalam artian proses pelunasan bisa dilakukan kapan saja tanpa adanya pinalty.
“Angsuran yang kami tawarkan itu tidak akan berubah. Jadi bedah dengan Bank Konvesional, yang mengikut dengan kenaikan suku bunga, kalau di kami itu angsurannya sesuai dengan yang telah ditandatangani saat akad,” tambahnya.
Laporan: Ikas Cunge