TenggaraNews.com, KENDARI – Program bantuan pendidikan pemerintah provinsi (Pemprov) Sultra yang diberi nama Sultra Cerdas terus disoal. Salah satu pengurus Bakornas LKB HMI PB HMI, Ikhsan Jamal menuding Dinas Pendidikan dab Kebudayaan (Dikbud) Sultra, sebagai intansi yang memiliki kewenangan mengelola program tersebut tak transparan.
Tak tanggung-tanggung, Ikhsan Jamal juga menyebut penyelenggaraan program tersebut abal-abal. Bagaimana tidak, dalam brosur pengumuman penerimaan beasiswa yang disebar ke publik, tak disertai terkait tanggal penerimaan dan penutupan proses pendaftaran beasiswa tersebut.
Padahal, maksud dan tujuan dari brosur tersebut adalah tidak lain untuk memberitahukan kepada masyarakat, bahwa program beasiswa Sultra Cerdas telah ada. Lalu, apa jadinya ketika brosur yang tersebar mendekati penutupan pendaftaran.
“Ini kan ibarat teka-teki. Stargegi yang dilakukan Pemprov terkesan mengakali peserta yang akan melakukan pendaftaran, pernyataan yang dilontarkan Kadis Dikbud tidak selaras dengan panitia yang tersedia,” ujar Ikhsan Jamal kepada tenggaranews.com, Senin 22 April 2019.
Disebutkannya, pada saat dirinya berkunjung ke Dinas Dikbud Provinsi Sultra untuk menanyakan hal tersebut, secara spontan Ia mendapat beberapa jawaban yang mengagetkan. Seperti kuotanya yang sudah tercukupi.
“Sangat lucu, ketika pernyataan seorang Kadis tak selaras dengan bawahan. Hal tersebut membuat kami harus tegas menyikapi hal ini. Ingat beliau menjadi seorang Kadis karena di anggap berpotensi, namun pada faktanya beliau tak mampu mengurusi dapur sendiri yang ada dalam lingkaran instansi yang dipimpinnya,” tegas Ikhsan Jamal.
Untuk itu, Ia meminta kepada Gubernur Sultra, Ali Mazi untuk segera mencopot Pj Dinas Dikbud. Sebab, pimpinan yang seperti ini dinilainya dapat menjadi harimau untuk masyarakatnya.
“Dan kami tidak membutuhkan pemimpin seperti ini, yang mampu mengklarifikasi kalimat untuk mendapatkan pembenaran dan pengakuan ke publik,” pungkas Ikhsan Jamal.
Sebelumnya, Kadis Dikbud Provinsi Sultra, Asrun Lio membantah tudingan adanya kaplingan oknum di Pemprov, dalam proses pendaftaran penerima beasiswa pendidikan Sultra Cerdas.
Dia menegaskan, bahwa pihaknya terbuka alias transaparan dalam mengelola program tersebut. Bahkan, sejumlah media juga sudah mempublish dalam bentuk pemberitaan terkait beasiswa pendidikan ini.
Dikatakannya, promosi sudah dilakukan sejak awal Januari 2019 lalu, baik melalui pemberitaan, penyebarann brosur, penayangan di website resmi milik Dikbud Provinsi Sultra hingga pemberitahuan lewat sejumlah akun media sosial (Medsos).
“Kita juga buka akses seluas-luasnya untuk umum. Jadi, tidak ada yang ditutup-tutupi. Buktinya, sekarang itu membludak pelamar mencapai seribu lebih. Makanya kami tutup tahapan pendaftarannya,” ujar Asrun Lio.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pasca tahapan pendaftaran di tutup, sekarang masul dalam proses verifikasi berkas dari ribuan pelamar yang ada. Tapi, pihaknya baru melakukan verifikasi terhadap 509 berkas.
Kadikbud juga mengakui tak ada penetapan secara tekhnis, terkait kapan mulai dibukanya pendaftaran, dan batas waktu pendaftaran. Dia hanya memastikan, bahwa pihaknya mulai menerima pelamar sejak awal 2019 kemarin, saat brosur terkait program tersebut mulai dibagi.
Dan pihaknya resmi menutup tahapan pendaftarannya pada Maret, karena melihat jumlah pelamar yang memludak hingga ribuan, sedangkan kuota penerimanya terbatas.
Menurut dia, berita beasiswa ini memang sangat menarik karena kebutuhan dan menjadi salah satu program unggulan Ali Mazi dan Lukman Abunawas. Sehingga, dirinya tidak menapikan untuk mengawal pemerintahan ini tentu diperlukan pikirkan-pikiran kritis demi berjalanannya sistim pemerintahan yang baik.
Laporan: Ikas
Editor: Rustam Djamaluddin