TenggaraNews.com, KENDARI – Sebanyak 31 Profesor atau guru besar dan 55 orang bergelar doktor masuk dalam kepengurusan Dewan Pengurus Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPD HKTI) Provinsi Sultra periode 2022-2027.
Banyaknya pakar yang bergabung di HKTI Sultra, diharapkan mampu membantu menyusun sekaligus mempercepat akselerasi program kerja untuk 100 hari ke depan, hingga tahun 2027 mendatang.
Sebab program kerja HKTI Sultra yang disusun saat ini, merupakan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
“Saya optimis program kerja 100 hari ke depan dapat terwujud, bila semua instrumen organisasi bekerja dengan baik,” kata Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka SE, Ketua DPD HKTI Sultra di hadapan peserta Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) HKTI Sultra yang digelar di salah satu hotel di Kota Kendari pada Senin, 1 Agustus 2022.
Menurut Andi Sumangerukka yang populer dipanggil ASR, dalam menyusun program kerja, intinya adalah bagaimana mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan.
“Inti dari visi dan misi HKTI yaitu kesejahteraan petani dan nelayan Sultra. Keluarga petani dan nelayan harus bisa hidup mulia dan terhormat,” harap mantan Panglima Kodam XIV Hasanuddin ini.
Menurut ASR yang pernah menjabat Komandan Korem 143 Halu Oleo ini, ada 4 program kerja utama 100 hari ke depan.
Program yang dimaksud, yaitu :
Pertama, HKTI Sultra akan membantu 1.000 petani di Sultra untuk mensertifikatkan tanahnya, agar memiliki kepastian hak milik di mata hukum. Deng an memiliki sertifikat, ini bisa menjadi agunan dalam mengakses bantuan modal usaha melalui perbankan.
Kedua, HKTI Sultra akan memberikan bantuan pupuk bagi masyarakat tani di Sultra. Dengan bantuan pupuk, diharapkan kapasitas produksi komoditi dapat meningkat dan terjamin kualitas produknya.
“Kondisi petani kita saat ini sering mengeluhkan harga pupuk yang mahal. Nah ini yang HKTI mau bantu, supaya petani kita sejahtera,” ujar dewan pembina Aku Sahabat Rakyat (ASR) ini.
Ketiga, HKTI Sultra akan memberikan bantuan kepada masyarakat Sultra yang berada wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Bentuk bantuan yang akan diberikan, yakni membangun sarana mandi cuci dan kakus (MCK).
Khusus untuk bantuan ini, HKTI memfokuskan pada masyarakat etnis Bajo yang tinggal di Desa Bungin, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Keempat, HKTI Sultra juga memberikan beasiswa melalui Program Be-ASR. Bagi anak petani dan nelayan yang tak mampu, akan diberikan bantuan Bea-ASR.
“Untuk tahap awal, kami akan berikan bantuan beasiswa sebanyak 4 ribu seSultra,” terang mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sultra ini.
Laporan : Rustam