TNC, KONSEL – Selain peningkatan infrastruktur di sejumlah daerah, Hugua juga menaruh perhatian khusus terhadap potensi daerah disektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Olehnya itu, bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, telah merumuskan konsep peningkatan produksi di tiga sektor tersebut.
Dalam kunjungannya ke beberapa kecamatan di Konsel, sejak tanggal 18 Juli 2017 lalu, Hugua sempat meninjau tanaman buah naga di Kampung Buah Naga Desa Potuho Jaya Kecamatan Lalembuu, dan penyulingan minyak nilam di Desa Mekar Jaya Kecamatan Moramo. Mantan Bupati Wakatobi ini kagum dengan potensi pertanian, perkebunan dan peternakan di Kabupate Konsel.
“Sya benar-benar angkat dua jempol terhadap potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan di Konsel ” ujarnya.

Hugua yakin, bahwa Kabupaten Konsel layak sebagai lumbung pangan Sultra, bahkan nasional. Selain itu, Ketua DPD PDIP Sultra ini juga kagum dengan kreatifitas Kepala Desa Potuho Jaya, Johan yang menerapkan program penanaman buah naga minimal 10 pohon per KK, dan kenyataanya sangat sukses.
Melalui kesempatan itu, Hugua berdialog langsung dengan salah seorang warga setempat, Usman (36) yang merupakan pemilik lahan seluas 1/4 Ha, yang ditanami buah naga dan hasilnya dapat mancapai Rp . 8 juta per sekali panen. Tanaman ini dipanen sepanjang tahun .
Olehnya itu, Hugua juga berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) mau mengembangkan tanaman ini ke areal yang lebih luas di Sultra, kemudian didukung dengan tersedianya laboratorium lapangan dan juga ahlinya.
“Kalau tenaga ahlinya kan sudah ada, yaitu Pak Johan dan Pak Usman . Demikian juga sumber bibitnya sudah jelas ketersediaanya dan asal usulnya,” harapnya.
Disamping kegiatan tersebut , Hugua juga meninjau alat penyulingan minyak nilam di Desa Mekar Jaya Kecamatan Moramo. Di daerah itu, dia bertemu dengan Sartun (62), pemilik Cattle Penyulingan Minyak Nilam yang juga memiliki tanaman nilam seluas 1 Ha. Melalui perbincangan keduanya, Sartun menyatakan bahwa pendapatan bersih 1 Ha mnyak nlam dapat mencapai Rp 50 juta per sekali panen, dan dalam setahun dapat dipanen sebanyak 3 kali.
Menurut Hugua, buah naga dan minyak nilam ini adalah komoditas ekspor berkualitas tinggi. Khusunya minyak nilam, dimana Indonesia adalah pemasok 75% kebutuhan minyak nilam dunia . Berdasarkan hasil Penelitian PT. Givaudan Paris, sebuah perusahaan pembeli utama minyak nilam di Indonesia, menyatakan bahwa Sultra adalah kawasan yang kualitas tanah dan iklimnya paling ideal untuk tanaman nilam. Untuk itu, maka perusahaan ini mengaharapkan kepada pemerintah daerah di Sultra, untuk mendorong petani menanam nilam.
Hugua berkeyakinan, bahwa nilam dan buah naga merupakan tanaman yang terbukti mudah dilakukan oleh petani, dan sangat menguntungkan. Hugua telah berdialog langsung dengan beberapa petani nilam yang sudah naik haji ke Mekah, dari hasil menanam nilam seluas setengah hektar saja.
“Saya berharap agar Pemda Sultra ke depan memberi perhatian seriuskepada komoditas ini, disamping komoditas lainya yang sudah berkembang,” tutupnya. (***)