TNC, KENDARI – Pasca melaksanakan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) selama sebulan di Kelurahaan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), mahasiswa program studi (Prodi) kesehatan masyarakat (Kesmas) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Mandala Waluya (MW) menemukan kasus yang luar biasa.
Desa Nambo Jaya merupakan salah satu daerah yang jadi perhatian para mahasiswa beserta pembibing. Pasalnya, di desa tersebut ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB), berupa jangkitan penyakit malaria pada tahun 2012 lalu yang menelan korban. Kemudian kembali terulang di tahun 2014 lalu.
“Daerah ini aksesnya cukup sulit dijangkau,” ujar Abdul Rahim Sya’ban, salah satu dosen tetap Prodi Kesmas Stikes Mandala Waluya Kendari, Kamis (24/8/2017).
Menurut dia, KLB tersebut dilatarbelakangi dengan perilaku kehidupan masyarakat di desa tersebut, yang dinilainya belum menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satunya kebiasaan mengkonsumsi air mentah.
“Warga di sana mengkonsumsi air yang belum diproses. Jadi, air yang diambil dari sumbernya langsung diminum, sehinga menimbulkan bibit-bibit penyakit,” jelasnya.
Sementara itu, kata dia, ditahun 2017 ini terjadi pola penyakit yang bervariasi di desa tersebut. Penyakit diare melanda masyarakat pada Januari lalu.
“Nah ditahun ini berubah, terjadi lagi KLB tapi dengan penyakit yang berbeda yaitu diare,” katanya.
“Saat kami telusuri di lapangan, memang masalah prilaku masyarakat yang terjadi disana, kemudian daerah yang terisolasi dan akses yang sulit serta pelayanan kesehatan yang sangat sulit dijangkau,” tambahnya.
Temuan kasus ini mendorong pihaknya membentuk Kader Sanitasi Pesisir, untuk menjadi fasilitator kesehatan di daerah tersebut, dalam mewujudkan penerapan PHBS.
“Diharapkan kader sanitasi pesisir ini mampu menjadi ujung tombak di desanya, dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kesehatan,” terangnya.
Diungkapkan Abdul Rahim, Kader Sanitasi Pesisir ini akan berkoordinasi dengan pihaknya, terkait penerapan PHBS di kawasan tersebut.
“Kadernya ada tiga orang. Satu orang diantaranya merupakan petugas kesehatan, dan yang duanya masyarakat di desa tersebut,” ungkapnya.
Laporan: Ikmal