TenggaraNews.com, MUNA– Sukriyanti (34), warga Desa Lamorende, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) di temukan tak bernyawa di dalam sumur pada kedalaman 15 meter dengan posisi terapung, sekira pukul 09.30 Wita, Senin 16 Maret 2020.
Mayat yang diduga memiliki riwayat gangguan kejiwaan tersebut pertama kali di temukan oleh Laode Iwan berprofesi sebagai tukang gali sumur, dan paman korban bernama La Udje.
Kapolres Muna, AKBP Debby Asri Nugroho melalui Kapolsek Tongkuno, Ipda Muhammad Nexon Adebyo mengatakan, mayat ditemukan saat paman korban bersama La Iwan bermaksud memperbaiki sambungan pipa air yang terputus di sumur, namun saat menarik pipa, tak disangka muncul sosok mayat di permukaan air.
“Setelah para saksi melihat hal tersebut, kemudian mereka menyampaikan kepada bibi almarhumah (Sukriyanti,red) dan tetangga serta masyarakat sekitar, kemudian dilaporkan ke Polsek Tongkuno. Paman korban melihat almarhumah terakhir pada malam hari sekitar pukul 01.00 Wita, saat itu almarhumah menutup pintu rumahnya,” ungkapnya.
Dari keterangan para saksi, kata Nexon, almarhumah tinggal menumpang di rumah keluarganya bersama dua anaknya sejak Januari 2020, sementara satu anaknya tinggal bersama neneknya di Kota Makassar. Sedangkan suami almarhumah, Muhidin Basso tinggal di Kota Kendari sejak Desember 2019, mereka tinggal terpisah setelah hubungan rumah tangganya tidak harmonis lagi.
Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban juga pernah melakukan percobaan bunuh diri pada 2018 lalu, dengan cara membakar rumahnya sendiri yang berada di Desa Lamorende, namun aksi nekatnya tersebut dapat digagalkan.
“Sekitar Januari lalu, korban diantar ke Rumah Sakit Jiwa Kendari oleh keluarga untuk mendapatkan perawatan setelah mengalami gangguan kejiwaan, di mana korban saat itu sering mengatakan akan lari dan mau bunuh diri. Jadi, tadi sekitar pukul 06.00 Wita, pihak keluarga mencari korban dengan menanyakan kepada anak-anaknya namun tidak kelihatan, sebab kata mereka, rencana hari ini sesuai kesepakatan keluarga, almarhumah akan di pasung, namun naas ternyata korban telah pergi untuk selama-lamanya,” katanya.
Ditambahkannya, bahwa dari hasil olah TKP, korban diduga keras melakukan bunuh diri dengan cara melompat ke dalam sumur pada subuh dini hari, dimana saat itu anaknya dan warga sekitar sedang tertidur lelap.
“Bunuh diri tersebut diduga dilakukan karena kondisi sters yang dialaminya.
Pada dagu korban terdapat luka, di duga terbentur mesin air yang tergantung di dalam sumur sebanyak tiga buah, sebab pipa yang tergantung di dalam sumur pecah,” jelas Ipda Muhamad Nexon.
Dia juga menambahkan, walau pihaknya telah menyarankan kepada keluarga korban untuk dibawah ke rumah sakit terdekat di daerah Buton Tengah, guna dilakukan pemeriksaan luar, namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan outopsi.
“Atas musibah naas tersebut, pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum, dengan alasan bahwa kematian almarhumah sudah merupakan takdir dari yang maha kuasa,” tutupnya.
Laporan: Phoyo