TenggaraNews.com, KOLAKA – Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Kolaka, Syafruddin membuka sosialisasi ekspedisi Delphinus, di Ruang Rapat SMS Berjaya Pemda Kolaka, Kamis 29 Agustus 2019.
Dalam sambutannya, Syafruddin berharap, dengan dilaksanakannya sosialisasi ini, club ekpedisi Delphinus Kolaka dapat bekerja sama dengan istansi terkait serta lembaga lainnya, untuk membantu pemerintah daerah dalam menjaga kelestrian terumbu karang di wilayah perairan Kabupaten Kolaka dari jarahan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, juga berperan dalam pencegahan penggunaan bahan peledak dengan bermaksud mencari ikan menggunakan cara yang mudah.
“Sehingga, kedepan dapat berkembang dengan baik untuk mengatasi perambah terumbuh karang di wilayah perairan Kolaka dan sekitarnya. Kedepannya, biota laut dan bibit-bibit ikan dapat berkembang biak lagi,” ujar Syafruddin.
Menurut dia, dampak yang merusak ekosistem terumbu karang akibat beberapa aktifitas manusia. Seperti membuang sampah ke laut dan pantai sehingga menimbulkan pencemaran air laut, membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang pada saat menyelam, karena satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang. Kemudian, membuang jangkar pada pesisir pantai secara sengaja juga akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya, dan penangkapan ikan dengan cara yang salah seperti penggunaan bom ikan, serta terdapatnya predator terumbu karang seperti sejenis siput (drupella).
Maka dari itu, kata dia, perlu melestarikan kelangsungan hidup terumbu karang dengan cara tidak membuang sampah atau limbah ke laut, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian terumbu karang, serta penegakan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
“Dengan adanya upaya-upaya ini, pelestarian laut dan biota laut khususnya di Kabupaten Kolaka bisa terjaga dengan baik dan tidak mudah terancam punah,” katanya.
Dia juga menambahkan, abstrak terumbu karang atau yang disebut coral merupakan ekosistem khas yang terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini mempunyai produktifitas yang sangat tinggi. Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada di dalamnya, sehingga terjalin hubungan fungsional yang disebut dengan ekosistem terumbu karang.
Dari segi estetikanya, terumbu karang yang masih utuh mempunyai nilai estetika sangat tinggi. Selain itu, terumbu karang merupakan pelindung fisik terhadap pantai, bagaikan benteng kokoh. Apabila terumbu karang dirusak, maka benteng pertahanannya juga akan rusak. Akibatnya, pantai akan terus terkikis oleh pukulan ombak, bahkan pulai kecil sekalipun hilang tenggelam.
Sebagai sumber daya hayati, terumbu karang dapat pula menghasilkan produk yang nilai ekonomisnya tinggi, seperti berbagai jenis ikan kering, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara. Formasi terumbu karang pada umumnya dapat dibagi atas tiga golongan, yaitu terumbu karang pantai (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef), dan atol. Melihat pentingnya terumbu karang bagi ekosistem maupun sebagai sumber daya ekonomi, maka perlu untuk menjaganya.
Salah satu ancaman terbesar yang sangat memprihatinkan adalah semakin banyak dan meluasnya penggunaan bahan peledak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan bermaksud mencari ikan menggunakan cara yang mudah.
Pertumbuhan terumbu karang sangat lama, hanya beberapa centimeter saja per tahun. Terumbu karang yang sering dijumpai itu sebenarnya hasil karya karang batu selama ribuan tahun. Untuk melindungi terumbu karang ini, telah dikeluarkan ketentuan-ketentuan.
Laporan: Deriyanto T