TenggaraNews.com, WAKATOBI – Mantan Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi Daryono Moane sebut kondisi daerah saat ini dalam situasi darurat kebohongan oleh janji-janji palsu penguasa.
Penasehat Partai Gerindra itu membeberkan, janji-janji bupati Wakatobi saat kampanye, misalnya menyiapkan ambulance gratis bagi masyarakat di pulau Kaledupa, Tomia dan Binongko. Di mana janji tersebut hanyalah palsu belaka.
Pasalnya, kata Daryono, bupati waktu itu berjanji akan menyiapkan ambulance secara gratis untuk pasien.
Padahal kenyataannya, pasien harus membayar biaya BBM speed ambulance antara Rp 6 juta sampai dengan Rp 8 juta.
” Teriak-teriak ambulance gratis, speed gratis untuk kesehatan ternyata bayar BBM. Tahu berapa biayanya BBM ke pulau sebelah sana, 6-8 juta, itukah namanya gratis. Gratisnya di mana ini, ” ujar mantan ketua DPRD pertama Wakatobi pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Padahal, kata penasehat Partai Gerindra itu, jika pasien dan keluarga menggunakan kapal reguler hanya butuh sekitar Rp 3 juta, beda dengan ambulance gratis yang diteriakkan Pemda itu bayar BBM dengan harga dua kali lipat.
Lanjutnya, Belum lagi program-program lain yang dijanjikan, yang tidak ada realisasi kepada masyarakat, seperti bantuan benih udang faname dan bawang merah.
” Dimana itu semua, jadi inilah situasi daerah kita, jadi daerah kita Wakatobi ini darurat kebohongan sekarang, ” bebernya.
Kata dia, belum lagi tenaga honorer yang disuruh kerja tapi tidak diberikan SK kemudian tidak digaji. Parahnya DPRD yang difitnah menahan gaji mereka.
” Seharusnya itu ditanyakan ke bupati, diapakan itu gaji mereka yang satu tahun itu. Kenapa tidak dibayar gaji honorer itu, Kan DPRD sudah bayar melalui pemerintah dengan menyepakati anggaran upah itu, jadi harus tanya ke Bupati, ” ungkap Daryono Moane.
Untuk itu, Daryono menyampaikan jika Gerindra dipercayakan oleh rakyat, maka masyarakat Wakatobi akan Jauh dari kebohongan seperti saat ini.
Laporan : Syaiful