TenggaraNews.com, KENDARI – Sejak memutuskan maju dalam pertarungan Pilgub Sultra, tagline “Sultra Cepat Pada Orang Yang Tepat” yang diusung Rusda Mahmud membuming dan merasuk secara mendalam disanubari masyarakat Sultra. Hal tersebut diungkapkan Jubir Sultra Cepat Foundation, Sukriyaman.
Menurut dia, kalimat tersebut bukan hanya sebatas tagline saja, melainkan merupakan seruan moral kepada seluruh masyarakat Bumi Anoa, agar menjadi motor penggerak terwujudnya perekonomian, pembangunan serta kesejahteraan Sultra di masa mendatang.
Ayah dua anak ini menjelaskan, bahwa dua tagline yakni “Kita Kuat Karena Kita Bersatu” dan “Sultra Cepat Pada Orang Yang Tepat” saling keterkaitan. Dimana, persatuan adalah dasar kekuatan mewujudkan Sultra Cepat. Sedangkan kalimat orang yang tepat, tidak terfokus pada sosok Rusda Mahmud, siapa pun bisa menjadi orang yang tepat.
“Saya dan anda atau siapa pun bisa menjadi orang yang tepat, apabila kita semua bisa memberikan kontribusi secara langsung, dalam berbagai upaya percepatan pembangunan di daerah ini,” jelasnya, Jumat 2 Februari 2018.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Uki ini menambahkan, konsep Sultra Cepat ini berbasis pada pemanfaatan SDM yang ada, seperti para penggiat atau aktivis dari berbagai sektor, dalam menghimpun informasi dan data soal kebutuhan suatu wilayah, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti melalaui anggaran Coorporate Sosial Responsibility (CSR).
Kedua tagline tersebut, kata dia, bukanlah bentuk keegoisan seorang pemimpin, melainkan terlebih pada bagaimana seorang pemimpin bisa mengajak semua pihak, untuk menjadi bagian dari perubahan daerah.
Dikatakannya, Sultra Cepat akan menjadi program pembangunan dengan konsep inkubator, pemberdayaan SDM dan pemanfaatan anggaran yang bersumber di luar APBD dan APBN.
“Jadi Sultra Cepat ini akan menjadi media bersama dalam melakukan perubahan. Konsepnya seperti ini, kita akan mempertemukan antara pemikir dan pemilik modal, sehingga bisa mewujudkan kemandirian dalam usaha,” jelasnya.
Menurut dia lagi, Sultra Cepat adalah misi bersama yang harus diwujudkan oleh orang-orang yang tepat. Siapa pun baik itu tua, muda, pria, wanita, miskin maupun kaya serta dari latar belakang religi dan ras yang berbeda bisa menjadi orang yang tepat. Bagi mereka yang menyadari perbedaan sebagai kekuatan, dan sebagai kemajemukan yang harus dipersatukan, maka dia adalah bagian dari orang yang tepat.
“Orang yang tepat bukanlah frasa yang melekat pada ego individu. Mereka yang menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari perubahan, dan tergerak untuk memulainya, yang sadar bahwa peran mereka adalah melengkapi dan dilengkapi oleh peran yang lainnya, itulah orang-orang yang tepat,” tutupnya.
Laporan: Ikas Cunge