TenggaraNews.com, KONAWE UTARA – Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe Utara (Konut) PT Golden Land Indonesia (GLI) sepakat mewujudkan pembangunan kawasan industri pertambangan atau smelter di Bumi Oheo, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Realisasi pembagunan kawasan industri tersebut diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), antara Bupati Konut, Ruksamin dan Direktur Utama PT. GLI, Aci Mappasawang.
Penandatanganan MoU dilakukan pada acara puncak Konasara perayaan hari ulang tahun (HUT) Konut ke 13, Kamis (2/1) di halaman Kantor Bupati Konut.
Direktur Utama PT GLI, Aci Mappasawang mengaku senang dengan tercapainya kesepakatan itu. Pihaknya akan mulai membangun kawasan industri dan smelter pada awal 2020 ini.
Menurut Aci, momen penandatanganan itu adalah hari yang paling bersejarah, baik untuk pemerintah Konut maupun pihak PT. GLI.
Lebih lanjut, Aci mengatakan, Bupati Ruksamin tengah gencar melakukan terobosan pembangunan sesuai visi misi Presiden RI, Ir Joko Widodo, bahwa harus berani melakukan loncatan-loncatan agar dapat berdaya saing dengan daerah Iain, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta sumber daya manusia bisa berdaya saing.
“PT. GLI menjawab itu semua, karena kami adalah perusahaan asli putra daerah yang mampu membawa dan menyakinkan investor, untuk membuka kawasan industri di Konawe Utara. Kesempatan ini pun kami tidak sia-siakan,” kata Aci Mappasawang saat ditemui di Kendari, Jumat (3/1)
Aci menegaskan, pihaknya berani mengambil sikap dan mengemban kepercayaan Pemda Konut beserta masyarakat untuk membangun daerah Konut dengan berkesinambungan, beretika, bermartabat, cerdas, memanusiakan manusia dan bertanggung jawab.
Selain itu, Ia juga berkomitmen menjaga kehidupan sosial masyarakat dan menjaga norma-norma kepatuhan daerah yang akan dibangun kawasan industri di sana.
“Inilah bukti nyata bahwa putra daerah mampu bersaing, hanya perlu diberikan kesempatan untuk berkarya di daerahnya sendiri. Kami yakin, apabila daerahnya di kembangkan oleh perusahaan yang dipimpin putra daerah, maka akan Iebih sensitif dan memahami kebutuhan masyarakat sekitar kawasan industri yang akan dibangun,” pungkasnya.
Laporan: Ikas