TenggaraNews.com, KENDARI – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Agus Sanaa menanggapi hasil survey yang dilakukan oleh PSI, Desember 2018 lalu yang dilansir berbagai media online.
Pada dasarnya, kata Agus, hasil survey tersebut sangat baik untuk PDIP. Hanya saja, hasilnya terlambat dipublikasi dan juga cenderung membuat opini berdasarkan data-data survey yang ada.
Agus mengakui bahwa ekektabilitas PDIP pada survey tersebut relatif sama dengan hasil survey resmi yang dilaksanakan DPD PDIP sultra, yang dirilis pada bulan November 2018 lalu yaitu sebesar 17,7 persen. Namun, penyebab tingginya elektabilitas partai ditentukan oleh kinerja partai sebagai satu sitem, bukan orang perorang.
“Sehubungan dengan itu, maka saya selaku wakil Ketua DPD mebutuhkan penjelasan dari surveyor mengenai data ril, yang menjelaskankan bahwa elektabilitas partai tersebut dipengaruhi oleh Nirna Lachmudin, Fajar Lase dan Hugua,” ujar Agus saat dikonfirmasi awak media, Rabu 30 Januari 2019.
Menurut dia, berdasrkan hasil survey pihaknya, elektabilitas tinggi partai tersebut masih dipengaruh oleh kesolidan dan prestasi DPP yang dipimpin oleh Megawati Sukarno Putri selaku Ketua umum, Ir. Hugua selaku Ketua DPD Partai Sultra dan semua Ketua DPC di tingkat kabupaten/kota, PAC dan Ranting di tingkat desa serta kerja kolektif dari semua kader dan simpatisan Partai .
“Disamping hal tersebut , survey internal kami juga menunjukan bahwa tingginya elektabilitas partai masih dipengaruhi oleh efek Jokowi dan juga Hugua sebagai Cawagub Sultra baru-baru ini, dan mantan Bupati Wakatobi berprestasi yang dapat mengantar daerah tersebut sebagai 10 top destinasi pariwisata nasional,” imbuhnya .
Lebih lanjut, Agus menjelaskan, pada November 2018 lalu, baik Fajar Lase, Nirna Lachmudin dan Hugua baru mulai pasang baliho dan alat peraga kampanye lainya. Bahhkan, Hugua sama sekali belum memasang atribut Caleg apapun.
“Jadi, tidak mungkinlah efek tiga orang Caleg ini yang mengangkat elektabilitas partai 17,8 persen itu,” jelasnya dengan nada tinggi.
Berdasarkan data survey partai, kata dia, justru Oheo Sinopoy dan Erwin Usman yang menduduki peringkat kedua dan ke tiga setelah Hugua, yang mencapai elektabilitas pribadinya 15,5 persen, yang juga merupakan Caleg DPR RI dengan elektabilitas tertinggi di Sultra.
“Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengimbau kepada lembaga survey ketika mempublikasi hasilnya ebih profesional, jangan terkesan hanya menggiring oponi yang berdampak pada ketersinggungan kader yang bertahun-tahun bekerja keras untuk partai, tapi nama besar hanya dinikmati oleh beberapa orang saja,” ketusnya.
Mungkin, lanjutnya, efek dari semua Celeg DPR yang dapat meningkatkan elektabilitas partai dapat diukur pada survey periode Pebruari atau April.
“Karena sudah melakukan kerja-kerja politik nyata,” tutupnya.
(Rus)