TenggaraNews.com, WAKATOBI – Diduga ada yang tidak beres dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri 1 Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya informasi mengenai pencairan dana BOS tahun 2023, antara keterangan Yuwono, Kepala Sekolah (Kepsek) dengan informasi yang disampaikan Bakri, bendahara dana BOS, berbeda.
Dari sisi pencairan dana BOS, Yuwono mengaku baru 1 kali melakukan pencairan dana. Sedangkan Bakri mengatakan, sudah 3 kali pencairan.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Wangi-wangi Yuwono, mengaku baru satu kali terjadi pencairan Dana BOS untuk sekolahnya, namun Bendahara sekolah Bakri mengatakan sudah tiga kali dilakukan pencairan.
” Barusan Februari tahap pertama, sebanyak 50 persen itu Juknis barunya, bendahara barusan diangkat sejak tahun ajaran baru ini 2023, sejak Januari, ” ungkap Yuwono.
Yuwono bilang tidak bisa memberikan informasi pengelolaan dana BOS ke uublik, terkecuali kepada pihak berwenang Aparat Penegak Hukum (APH) maupun BPK.
” Kayaknya tidak bisa kami publis, harus orang yang berwenang, pemeriksa misalnya karena di juknis yang sekarang sudah tidak ada yang begitu. Seingat saya dijuknis yang baru ini nomor 2 tahun 2023 kalau saya tidak salah, pencairan dana BOS dilakukan dua tahap, tahap pertama 50 persen dan tahap kedua 50 persen, ” kata Kepsek SMAN 1 Wangi-wangi Yuwono pada Senin, 22 Mei 2023.
Namun, Bakri selaku bendahara sekolah membantah pernyataan Kepsek Yuwono.
Ia mengatakan bahwa pencairan dana BOS sudah dilakukan tiga kali, yaitu pada bulan Januari, Maret dan April 2023.
Dua kali dicairkan oleh Bakri sendiri pada bulan Maret dan April, dan sebelumnya dicairkan bendahara lama atas nama Rinawati.
Ia juga membantah, dirinya diangkat sejak tahun ajaran baru Januari 2023. Sebab berdasarkan SK, Bakri baru terangkat menjadi bendahara pada Bulan Maret 2023, dan baru melakukan tanda tangan pencairan dana BOS di bulan Maret dan April 2023, sebesar Rp 300 juta lebih, dari total pencairan keseluruhan yang diketahuinya sebanyak Rp 600 juta lebih.
” Kalau saya liat di SK itu waktu saya dihubungi bulan Maret, kalau saya baru dua kali mencairkan, sebelumnya ada ibu Rinawati yang mencairkan di tahap pertama. Yang saya cairkan itu Rp 300 juta lebih, tapi untuk keseluruhanya dari tahap pertama sampai tiga kali ini ada Rp 600 juta lebih, ” ungkap Bakri.
Sementara itu, mantan bendahara Kepsek SMN I Wangi-wangi Rinawati, saat dikonfirmasi mengenai pencairan dana Bos ditahap pertama, tak mau berkomentar banyak.
Rinawati minta agar mengkonfirmasi langsung ke Yuwono selaku Kepsek, sebab dirinya telah mengundurkan diri dari bendahara sejak Desember 2022 lalu.
” Sebenarnya sejak Desember 2022 saya itu sudah menghadap ke Kepsek untuk mundur karena saya mau intirahat dari bendahara, tapikan untuk mengganti SK itu tidak secepat itu. Jadi kalau misalkan ada SK baru di bulan Januari dan seterusnya itu bisa saja, karena saya sudah menghadap untuk istirahat dulu sejak bulan Desember 2022 itu, jadi soal yang lain-lain itu silahkan dikonfirmasi saja ke sekolah, ” ujar Rinawati.
Lantas, mengenai realisasi pencairan yang diungkap Bakri sekitar Rp 600 juta lebih dengan tiga kali pencairan itu, Rinawati tidak mau berkomentar.
“Konfirmasi ke Kepsek, karena saya sudah mundur sejak Desember 2023,” kata Rinawati.
Dari total dana BOS Rp 600 juta lebih yang dicairkan oleh bendahara sekolah, peruntukan untuk kegiatan fisik pemeliharaan lapangan, pemeliharaan jendela dan ujian sekolah.
” Kita sudah ujian sekolah, kita sudah ada pemeliharaan pekerjaan papin blok untuk lapangan, termasuk pemeliharaan jendela yang sudah rusak, itu aja yang kami kerja, termasuk perencanaan kegiatan dan ATK kita gunakan, ” ucap Yuwono.
Laporan : Syaiful
Editor : Rustam