TenggaraNews.com, WAKATOBI – Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Barisan Rakyat Kepulauan Buton (Gebrak Kepton) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Wakatobi pada Senin, 28 Agustus 2023.
Para demonstran ini menyoroti sejumlah program Pemda Wakatobi yang dinilai gagal.
Koordinator lapangan (Korlap) Yayan Serah mengatakan, dari 11 progam unggulan Bupati dan wakil Bupati Wakatobi, belum ada satupun yang terealisasi.
Yayan dengan lantang merinci program yang dinilai gagal itu adalah:
1. Peningkatan akses pendidikan untuk semua jenjang melalui program merdeka belajar.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program Puskesmas Cerdas (one stop service).
3. Program Rp. 1 milyar satu Desa/Kelurahan. Pembangunan dari Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa/Kelurahan.
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi masyarakat melalui program sekolah kewirausahaan/Entrepreneurship (One Island One School).
5. Pengembangan infrastuktur untuk mengoptimalkan pengembangan sektor andalan
yaitu: perikanan dan kelautan, pariwisata dan ketahanan pangan.
6. Meningkatkan keberadaan mesjid sebagai pusat peradaban ummat dan pengembangan 1.000 TPA-terintegrasi.
7. Mengembangkan model pemanfaatan sumber daya maritim Wakatobi melalui program Eko-Pesisir (Ekonomi pesisir) dan mengembangkan pariwisata berbasis eco-tourist, art/cultural-tourist, dan edu-tourist secara harmonis dan bersinergi untuk mengoptimalkan dampak pariwisata bagi masyarakat dan daerah.
8. Kolaborasi Masyarakat Hukum Adat, Taman Nasional Wakatobi (TNW), Pemda Wakatobi, Masyarakat, NGO, perguruan tinggi dan swasta dalam manajemen pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan dan mengembangkan kampung SDGs (Sustainable Development
Goals) sebagai komitmen daerah dalam pelaksanaan pencapaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan.
9. Mengembangkan pertanian berkelanjutan pada setiap pulau sesuai karakteristik wilayah untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui program pangan lestari.
10. Meningkatkan inovasi pelayanan publik dan tata kelola pemerintah daerah.
11. Mengembangkan Kota Wangi-Wangi sebagai kota maritim yang modern yang mengakar pada budaya lokal.
“Coba sebutkan mana yang sudah terealisasi dari 11 program ini. Tidak ada satu pun yang terealisasi,” ungkap Yayan Serah saat berorasi di depan kantor Bupati.
Belum lagi program bawang merah dan udang vaname yang sudah habiskan anggaran ratusan juta, namun gagal juga.
“Kami minta agar hentikan program itu, karena hanya habis-habiskan anggaran saja,” ungkapnya
Ia juga meminta, agar oknum-oknum dari Pemda Wakatobi berhenti memprovokasi masyarakat untuk menyalahkan DPRD kabupaten Wakatobi terkait kegagalan pemerintah daerah.
“Stop provokasi masyarakat, semua orang tau yang punya kewenangan mengelola anggaran adalah Pemda bukan legislatif.” ungkapnya.
Namun hampir sejam berorasi di depan kantor Bupati Wakatobi, tidak ada satupun pejabat menemui mereka.
Unjuk rasa yang digelar hampir satu jam di depan kantor bupati itu, tidak mendapat respon dari pihak pemerintah daerah, massa aksi pun merasa kecewa dan berencana melakukan aksi susulan dengan massa yang lebih besar.
Laporan: Syaiful
Editor : Rustam