TenggaraNews.com, WAKATOBI – Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi dari Fraksi Golkar, Haeruddin Buton, menceritakan kisah pilu seorang ibu yang bertarung nyawa saat mau melahirkan.
Kisah pilu ini disampaikan Haeruddin di hadapan Muliadin Anis, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wakatobi, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kantor DPRD Wakatobi.
Ia menceritakan kisah pilu itu terjadi pada seorang ibu Salyanti (35), warga Sowa, Kecamatan Togo Binongko yang akan melahirkan, terpaksa dimuat di kapal pelingkar dengan dikelilingi jaring nelayan.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 25 April 2023 lalu.
” Ini saya sampaikan Pak Kadis, bahwa ada seorang ibu dari Sowa kesulitan melahirkan, sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Daerah. Kendalanya saat itu adalah speed boat kesehatan kita di darat, dan speed boat kesehatan satunya di pake oleh Imigrasi ke Pulau Tomia. Ini saya mau tanya kepada kita semua, itu speed boat yang diperuntukan untuk kesehatan sebenarnya milik siapa,” tanya Haeruddin Buton.
Untung saja kondisi Salyanti saat itu hingga sekarang baik-baik saja. Tetapi perjuanganya untuk melahirkan penuh tantangan dan tidak mendapat perhatian pihak terkait.
Padahal sebelumnya telah disepakati pada pembahasan APBD 2023, bahwa speed boat kesehatan tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan apapun, selain untuk kepentingan rujukan pasien.
” Jadi, saya mau tanya Pak Kadis soal itu, bagaimana mungkin ada pasien mau melahirkan dimuat di kapal pelingkar hanya karena lantara speed boat kesehatan kita di pake Imigrasi ke Tomia, lalu kemudian pasien itu terpaksa di berangkatkan dengan kapal pelingkar, di samping kiri kanannya jaring. Di tengah-tengahnya ibu mau melahirkan, ” ungkap Haeruddin Buton.
Sehingga Kader Golkar itu menegaskan dan meminta adanya transparansi pengelolaan anggaran speed boat kesehatan. Selain itu juga ia meminta adanya sistim keterbukaan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat untuk kepentingan rujukan pasien.
Menanggapi kisah pilu itu, Kepala Dinas Kesehatan Muliadin Anis mengungkapkan, sebenarnya akses untuk speed boat itu cukup yang bersangkutan menghubungi pegawai kesehatan di Puskesmas, dan pegawai Puskesmas akan menghubungi pihak Dinas Kesehatan.
Sebelumnya Muliaddin menghadirkan delapan Puskesmas di seluruh kecamatan di Kabupaten Wakatobi, dokter-dokter juga ia hadirkan untuk masyarakat yang di tempatnya di RSUD dan waktu itu cukup diapresiasi oleh DPRD.
Untuk itu DPRD meminta data kesehatan dan anggaran kesehatan untuk dapat dievaluasi sebab, anggaran kesehatan ini menjadi prioritas disetiap pembahasan, namun masih banyak pelayanan-pelayanan yang terabaikan.
Laporan : Syaiful
Editor : Rustam